Rabu, 05 Desember 2007

Sepuluh unsur keberanian seorang Billionaire

Sepuluh unsur keberanian seorang Billionaire yang bisa disarikan (walaupun bisa lebih banyak) adalah:


1. Keberanian untuk berinisiatif.

Disinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka selalu punya ide-ide jenius. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real Estate Donald Triumph. Kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu sekarang sudah membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti belaka. Ada boneka Donald, ada seri TV The Apprentice, ada online University TrumpUniversity.com, bahkan ada t-shirt "you're fired" dan buku-buku best sellernya. Semua berangkat dari inisiatif belaka, yang bisa kita pelajari dan tiru.



2. Tepat waktu.

Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas dalam hidup kita, yaitu waktu. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan partner bisnis.



3. Senang melayani dan memberi.

Seorang Billionaire pasti mempunyai keberanian sebagai pemimpin dan seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give others, the more you respect you get it return. Syukur-syukur kalo ada karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.



4. Membuka diri terlebih dahulu.

Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi tentang orang lain namun tidak pernah membuka diri? Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, sesuatu yang dicari oleh partner sejati. (Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)



5. Senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan partner bisnis.

Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald Trumph dan Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat loyal sehingga mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an island," kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses semakin terbuka lebar.



6. Senang mempelajari hal-hal baru.

Kembali kita ambil contoh Donald Trumph yang baru saja membuka online university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang Profesor? jelas tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-hal baru.



7. Jarang mengeluh.

Profesionalisme adalah yang paling utama. Lance Amstrong pernah berkata,"There are two kinds of days: good days and great days.
"Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik."



8. Jangan sekali-kali mengeluh dalam bisnis,

walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi kembali di kemudian hari. Hari dimana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).



9. Berani menanggung resiko.

Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day (lihat diatas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari kan?




10. Tidak menunjukkan kekhawatiran (Bersikap positif setiap saat).

Berpikir positif adalah environment atau default state dimana seluruh eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan pada getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar